Aku
membuat postingan ini karena, yah, ini khusus. Aku berasal dari kelas ini.
Kami
dari kelas X IPA-4. Untuk nama kelas, kami memilih Sci Fourest.17 (singkatan
dari SCIENCE FOUR Est. 17).
Letaknya
berada di lantai dua paling selatan. Jadi, kalian harus naik tangga untuk
sampai di kelas kami.
Furnitur-furnitur-nya
bisa dibilang sama seperti kelas-kelas yang lain—meja, kursi, papan tulis, rak
buku(yang terbalik), dan benda lain layaknya kelas pada umumnya. Siswa-siswi di
kelas kami berjumlah 32—dengan 7 lelaki dan 25 perempuan. Perbandingan yang benar-benar
jauh. Sebelumnya, terdapat 12 lelaki, tapi 5 yang lainnya terpaksa dipindah ke
kelas X IPA-7 karena sebuah kebijakan. Sebenarnya... aku sendiri tidak terlalu
paham.
Pokoknya,
lelaki di kelas kami hanya berjumlah 7. Pasti nanti bakal kesulitan ketika ikut
Class-Match. Bayangkan, ketika Class-Match futsal putra. “Oh, pemain
nomor 8 dan 10 cedera. Pemain nomor 3 dan 6 masuk ke lapangan,” kata
komentator. “Tidak! Lagi-lagi ada pemain yang cedera dan kelas X IPA-4 tidak
memilki pemain cadangan lagi.”
Yah, itu
pasti akan susah.
Sedangkan
untuk cewek, lagipula mereka berjumlah 25 anak. Mudah bagi mereka mendapatkan
sukarelawan untuk Class-Match. Ngomong-ngomong,
para cewek di kelas kami juga... cantik-cantik. Jadi, sepertinya tidak masalah
jika kami membentuk cheerleaders
untuk memberikan semangat ketika Class-Match
nanti.
Salah satu prestasi yang telah kami peroleh yaitu Juara 1 Tergiat Putri dalam Persami. Dan tentu bukan itu saja. Kami juga pernah mendapatkan predikat kelas terkompak, itu juga dalam kegiatan Persami. Maklum, Bung. Kami
adalah murid baru, jadi masih itu prestasi yang telah kami dapat.
Seperti
halnya kelas dan organisasi lain, kami juga mengatur struktur kelas.Wali kelas
kami adalah Dra. Wiwik Widayati. Biasanya kami memanggilnya Bu Wiwik, namun
para siswi lebih senang memanggilnya Ma’am Wiwik—bahkan ketika hari pertama
dimulainya pelajaran beberapa bulan lalu.
Ketua kelas kami
adalah Kilat Tri Prasetyo, biasa dipanggil Kilat. Terkadang, entah kenapa aku
merasa bahwa dia memiliki kemiripan dengan Zeus dari mitologi Yunani. Maksudku,
Zeus merupakan Dewa Petir dan pemimpin dewa-dewi yang lain. Begitu juga dengan ketua
kelasku—Kilat merupakan sinonim dari petir dan dia merupakan pemimpin di kelas
kami. Umurnya baru 14 tahun—paling muda diantara kami semua, tapi menurutku
memang dia yang paling pantas menjadi ketua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar